Minggu, 02 Februari 2025

TULISAN RUMAH SAKIT


Benar sekali adanya, foto ini adalah salah satu lorong di rumah sakit yang saya tinggali beberapa hari terakhir.  

Setiap kali berjalan di lorong ini, ada perasaan bertanya tanya, apakah saya harus lama berada disini? Sampai kapan saya menginap disini? Sampai kapan jam tidur saya harus tidak teratur seperti ini? Tempat ini, tidak cukup baik untuk orang orang sehat wal afiat tinggal disini terlalu lama, bahkan bisa saja orang sehat ini kemudian ikut jatuh sakit karena lingkungan ini, terkecuali orang orang yang sudah terbiasa untuk berkerja disini ya. 

Di akhir tahun, dan di awal tahun ini saya sangat akrab sekali dengan lorong lorong rumah sakit, saya bolak balik sejak September 2024, saat anak saya lahir ke dunia. Di akhir tahun Desember 2024 mamah saya kembali harus masuk rumah sakit, dan di rawat secara intensif karena penurunan kesadaran.

Tepat tanggal 26 Januari lalu, mamah saya harus terbaring kembali di rumah sakit, setelah sebelumnya, bulan lalu ia di rawat inap disini seminggu, sekarang pun kembali harus mengulangi hal yang sama dengan penyakit yang berbeda. Sebetulnya, sampai sini, tidak ada masalah, saya masih cukup menerima, saya baru merasa masalah datang ketika tanggal 29, hari itu saya sedang bekerja, tiba tiba telpon saya berdering, menerima telpon bahwasanya anak saya Arrihla, panasnya tak kunjung turun setelah seminggu berobat, yang akhirnya saya memutuskan untuk pulang terlebih dahulu di pertengahan saya bekerja untuk mengantar anak saya, ternyata setelah di cek lab, anak saya harus di rawat inap seperti mamah saya. Bayangkan kawan kawan, di hari yang sama, di minggu bersamaan, orang tua dan anak kalian sakit secara bersamaan, hanya berbeda rumah sakit saja. Perasaan saya seperti hancur saat itu, saya bisa menerima ketika mamah saya harus di rawat inap demi kesembuhannya, tapi ketika anak saya yang masih sangat hijau ini di dunia harus menerima tusukan jarum infus, tak tega rasanya, istrinya saya tidak berani melihat, tapi saya memberanikan diri, ia menangis sekencang-kencangnya dan untuk pertama kalinya saya melihat anak saya yang baru berusia 4 bulan itu terpasang infus di tangannya, geraknya jadi tidak bebas, badannya terlihat lemas, katanya itu adalah patah hati terbesar seorang ibu, padahal seorang ayah juga patah hati melihat hal itu. 

Rasanya ingin sekali membagi diri saja menjadi dua, supaya bisa berjaga di RS satunya untuk mamah saya, dan satunya untuk anak saya. Tapi, saya baru ingat saya bukan Naruto yang bisa membuat bayangan. Saya sangat kecewa hari itu kepada dunia. Bagaimana bisa hal ini terjadi bersamaan kepada saya?

Sejujurnya, akhir akhir dunia sangat menyebalkan. Mereka memberi saya ujian bertubi tubi, padahal mereka tau, saya tidak mengambil hak orang lain, saya beribadah sebisanya, saya berbuat baik semampunya, tidak ada dendam terhadap siapapun. Kenapa orang orang bangsat di luar sana yang mengambil hak orang lain, yang melecehkan orang lain, yang melukai orang lain, tidak menerima hal semacam ini? Dunia ini memang tidak ideal, lagi lagi dunia ini tidak adil, sebagian di berikan kemewahan dan kemegahan, sedangkan sisanya di beri pundak agar bisa menerima ketabahan.

Terlepas dari itu semua, saya hanya ingin berkeluh, saya hanya manusia biasa, bukan berarti saya tidak mensyukuri nikmat Tuhan. 

Terakhir, setelah beberapa lama sering bolak balik ke rumah sakit, saya memperhatikan beberapa hal, Dinding dinding dingin disini adalah saksi bisu, bahwa banyak yang menyayangi satu keluarganya satu sama lain, anggota keluarga mereka, memberi makan, memberi minum kepada keluarga mereka lainnya yang terbaring sakit dengan telaten, ada wajah harap harap cemas antar kerabat satu sama lain, berharap bahwa kesembuhan segera di hadirkan atau keselamatan operasi yang segera selesai, dinding dinding bisu juga saksi bahwa setiap helaan nafas keluarga yang sakit adalah kabar baik untuk keluarganya yang lain. Saya juga melihat, tangis kekecewaan yang mendalam dan menyakitkan anggota keluarga, ketika apa yang mereka harapkan tidak sesuai kenyataan, salah satu keluarganya harus berpulang, bertemu Tuhan yang maha segalanya, kembali ke penciptanya. Saya berdoa yang terbaik untuk orang orang disini, yang terbaring sakit, dan keluarga yang telah berpulang, semoga kabar baik berpihak kepada kita semua Tuhan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TULISAN RUMAH SAKIT

Benar sekali adanya, foto ini adalah salah satu lorong di rumah sakit yang saya tinggali beberapa hari terakhir.   Setiap kali b...